Sabtu, 26 Juni 2010

Voice of heart

aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tidak sempat
diucapkan kayu dengan api....
yang menjadikannya abu....
aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tidak sempat
disampaikan awan kepada hujan...
yang menjadikannya tiada....
("Aku Ingin" by Sapardi Djoko Damong)


cinta ta' memberikan apa - apa
kecuali keseluruhan dirinya, utuh penuh
'pun tidak mengambil apa - apa
...kecuali dari dirinya sendiri...
cinta tidak memiliki ataupun dimiliki
karena cinta telah cukup untuk cinta
(Kahlil Gibran)


....dari lapar selalu kita kenyang
kembali ke lapar yang liar....
kau tau dari dulu....
hidup adalah air yg mengalir
mengikis kulit bumi
lalu kau bertanya
..."kapan air berhenti?"...
(Dadie RS Natadipura)


cukup tanah merah
batu nisan
dan kendi berisi air saja
itulah rumahku
peristirahatan abadi
(Heri H. Harris)


'pabila cinta memanggilmu
ikutilah dia....
walau jalannya terjal
berliku - liku...
& 'pabila sayapnya merangkummu
pasrahlah....
serta menyerah....
walau pedang yg tersembunyi
di sela sayap itu melukaimu...
(Kahlil Gibran)


dalam sepi kian bertahta di hati
adakah angan lain?, desah lain?
lagu lain?, atau satu puisi paling syahdu
belum sempat kuresapi dalam gelak kotaku
(Rys Revolta)


rumahku entah di mana
ta' kutemukan di sajak - sajak
di matahari, dan di bulan
karena tidurku
di bawah bintang - bintang
jauh di rimba belantara
tenggelam di dasar lautan
mesti pulang ke mana
setelah letih mengembara?
(Heri H. Harris)


mengapa penderitaan kau pinang
padahal kesenangan
dapat kauraih dengan gampang
ah, mengapa masih saja bertanya tentang itu
biarkan, biarkan aku menempuh jejak di rimba
biarkan, biarkan aku mereguk kisah - kisah
jangan suruh aku berhenti
dengan tangis atau senyummu
sebab aku tak akan peduli
(Toto ST Radik)


selembar daun jatuh terguling ke jalanan
selembar daun jatuh terkulai sendirian
selembar daun jatuh terisak kesepian
selembar daun jatuh terempas dari kehidupan
(Toto ST Radik)


kau adalah tugu kasih sejati
takkan pernah kujumpa dua
di tanah ini

di penghujung malam nan biru senyap
kaulepas aku dari katup sucimu
beriring erang tertahan
dan selembar nyawa sedia putus

kuyakin kapan pun ketulusanmu
tak bisa kusembunyikan
meski kulari ke langit tingkat tujuh
pada darahku, darahmu merambah
menembus sukaNya
(Rys Revolta)


dan sungai yang mengalir
dan ombak yang menjemput di muara
ialah cinta yang tak pernah alpa
ketulusan tak putus ditikam musim
jarak mengobarkan rindu dalam rahim
bagai unggun api yang terus menyala
angin pun ta' kuasa memadamkannya
(Toto ST Radik)


angin, laut, api, musim
berada di mana sekarang?
barangkali tengah menusuki rusuk nasib
yang selalu sigap menunggu sebatas cinta
yang mengerti dunia mengerti baqa
: aku lupa!
(Dadie Rs Natadipura)


kotak - kotak teka - teki
masih kosong ta' terisi
berulang kali aku menyeru
yang datang terus debu
o, cinta yang dilanda kemarau
adalah luka dalam mimpi kemilau
: sempurnalah kesunyianku!
(Toto ST Radik)


malam dari malam yang lain semua
bersembunyi di langit hitam mata - mata takut
terpejam laut dan langit hendak menelan :
Tuhan ternyata ada di sekeliling!
(Heri H. Harris)


jiwa kita ta' dapat ditapakkan di satu tempat
karena jiwa kita tercipta dari kisah - kisah
lamunan, igauan, mimpi, lumut, batu, rawa,
laut, pasir, karang, awan, gunung, belantara,
matahari, bulan...dan wajah kita sendiri
biarkan jiwa kita mengelana di setiap langkah
(Toto ST Radik)


sinar bulan menyuram perlahan
angin bersembunyi di lembah sunyi
serangga pun berhenti melagu puisi

saat gulita melulur mata
jadi punah segala warna
tinggal gelisah berputar berpusar
menerkam wajah tanpa darah
(Toto ST Radik - Rys Revolta)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar